Tabik, Mengapa kau harus bersusah payah merobohkan jati dirimu hanya untuk seseorang yang jangankan peduli, melihatmu saja tak sudi. Kau bayangkan keindahan musim semi, yang datang justru hujan yang tak ada henti. Kau dikoyak perasaan tak bersasaran. Mengapa kau selalu berada di garis terdepan mengulurkan tangan agar ia tak terjatuh, tapi kau justru menceburkan dirimu sendiri kedalam lubang yang paling dalam. Mengapa kau selalu sigap untuk menyiapkan kaki agar ia tak tersandung, namun kau malah tersungkur. Mengapa kau merelakan semua waktumu untuknya sedang ia tidak pernah sedikitpun menyisihkan waktu untukmu. Kau pikir semua perjuanganmu untuknya akan membuatnya luluh lalu perlahan melihatmu. Tidak. Kau hanya membunuh dirimu sendiri dengan mencintai orang yang tidak akan mampu kau genggam walau hanya bayangnya saja. Ada kalanya kau perlu menepis semua rasa yang ada. Berhenti menjadi manusia bodoh hanya karena cinta yang tak memiliki rasa yang sama. Coba kau tany...
Selamat! Luka, duka, lara, dan kau abadi dalam tulisanku.